RSS

REFORMASI BIROKRASI BUKAN MIE INSTAN!!


Reformasi, jika 13 tahun yang lalu adalah kata super dan sakti  yang bermakna perubahan, tentunya perubahan kearah yang lebih baik, yang dinginkan oleh masyarakat menengah kebawah pada umumnya untuk mendapatkan sebuah kebebasan dan kehidupan yang lebih layak dan manjanjikan. Nampaknya reformasi seakan kehilangan sakti dan supernya, sehingga hari ini, kata – kata reformasi tak lebih baik dari kata – kata “orde baru” yang menandakan orde atau masa yang dibuat  dalam pola fikir masyarakat akan membawa kebaikan dan perubahan.
     Reformasi tidaklah sama dengan liryk sebuah lagu yang berjudul Kepompong, yang salah satu kata – katanya adalah; Hal yang tak mudah berubah jadi indah. tentunya semua element masyarakat menginginkan perubahan Mindset dan prilaku yang berkaitan dengan determinan kebiasaan yang telah dibangun berpuluh tahun, terlebih pada tataran Birokrasi, makanya sering kita dengan mesti ada yang namanya reformasi Birokrasi.
    Reformasi Birokrasi adalah membicarakan tataran Demokrasi dalam pemerintahan dan menjalankan ketatanegaraan yang baik. Pengembangan demokrasi dan pemerintahan yang efektif adalah suatu tugas yang maha berat yang coba dilakukan, namun sangat banyak kendala yang dihadapi yang telah menjadi rahasia umum, ketidakmampuan Administrasi Pemerintahan, Munculnya kesenjangan Antar daerah, merebaknya kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme mulai dari Pusat sampai ketingkat daerah yang seperti sebuah Gunung Es, sehingga Muncullah nada pesimis untuk melanjutkan dan menata demokrasi.
    Reformasi melalui perombakan struktur sangat penting, sejauh ini pemerintah telah mengupayakan kebijakan di bidang restrukturisasi seperti penataan kelembagaan, akan tetapi reformasi struktur saja tidak cukup untuk meningkatkan kinerja Birokrasi. Hal yang dirasakan sangat berat tetapi sangat jarang dilakukan dalam reformasi birokrasi adalah bagaimana merombak mindset Birokrat. Dalam manajemen, “ Transformasi perubahan Kultural (Nilai – nilai dan perilaku) jauh lebih penting dan mendasar daripada Perubahan Tekhnikal.
      Timbullah sebuah pertanyaan yang pokok dan mendasar tentang bagaimana menata dan mengarahkan demokrasi  ini dengan sebenarnya, sebuah pertanyaan yang sederhana namun susah untuk dijawab. Ternyata pada awalnya para pakar juga tidak bisa memastikan apakah reformasi ini akan benar – benar akan membawa kearah yang lebih baik atau sebaliknya, seorang pengamat mengatakan bahwa pada masa – masa awal lahirnya reformasi di Indonesia, diibaratkan bangsa ini dalam keadaan sakit keras, untuk menyelamatkannya opsi terakhir adalah dengan membawa ke Dokter, kalau tidak mau dibawa kedokter maka hanya satu kemungkinan, yaitu nyawanya tidak bisa diselamatkan, namun apabila dibawa ke dokter maka ada dua kemungkinan, yaitu mati atau dapat diselamatkan. Lalu sekarang ini setelah adanya reformasi (Dokter), apakah menuju mati, stagnan atau menuju kepada kesembuhan?
                Dengan berbagai permasalahan bangsa yang bertumpuk – tumpuk dan penuh dengan komplikasi, mengharapkan hasil yang instan memang tidaklah mungkin. Telalu sulit untuk mendatangkan perbaikan kepada kesejahteraan rakyat dalam tempo yang singkat. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kecerdasan untuk melahirkan langkah dan kebijakan yang efektif. Maka harus disadari bahwa masyarakat yang dalam kondisi tekanan hidup memang mudah kecewa oleh hasil kerja yang super Instan. Tetapi harapan tetap bisa ditumbuhan terus dengan keyakinan bahwa badai itu pasti berlalu.

*mari membangun (Tetap optimis ditengah keterpurukan bangsa)
*M. Alpi Syahrin
0 komentar

Posted in

Posting Komentar